About Me

saya bukanlah pebisnis internet yang sukses. Saya hanyalah seorang mahasiswa kedokteran yang ingin membagi pengetauan yang saya miliki...

search

Rabu, 08 April 2009

Mendiagnosis Asfiksia Neonatorum

Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur  pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 di dalam darah rendah (hipoksemia), hiperkarbia (Pa CO2 meningkat) dan asidosis.

 

PATOFISIOLOGI

Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia.

 

GEJALA KLINIK

Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap, denyut jantung kurang dari 100 x/menit, kulit sianosis, pucat, tonus otot menurun, tidak ada respon terhadap refleks rangsangan.

 

DIAGNOSIS

Anamnesis : Gangguan/kesulitan waktu lahir, lahir tidak bernafas/menangis.

Pemeriksaan fisik :

Klinis

0

1

2

Detak jantung

Tidak ada

<>

> 100 x/menit

Pernafasan

Tidak ada

Tak teratur

Tangis kuat

Refleks saat jalan nafas dibersihkan

Tidak ada

Menyeringai

Batuk/bersin

Tonus otot

Lunglai

Fleksi ekstrimitas (lemah)

Fleksi kuat gerak aktif

Warna kulit

Biru Pucat

Tubuh merah ekstrimitas biru

Merah seluruh tubuh

             

   Nilai 0-3   : Asfiksia berat

               Nilai 4-6   : Asfiksia sedang

               Nilai 7-10 : Normal

Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5, bila nilai apgar 5 menit  masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7.Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan  menentukan prognosis, bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)

Pemeriksaan penunjang :

-         Foto polos dada

-         USG kepala

-         Laboratorium : darah rutin, analisa gas darah, serum elektrolit

Penyulit

Meliputi berbagai organ yaitu :

-         Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis

-         Jantung dan paru : hipertensi pulmonal persisten pada neonatus, perdarahan paru, edema paru

-         Gastrointestinal : enterokolitis  nekrotikans

-         Ginjal : tubular nekrosis akut, SIADH

-         Hematologi : DIC

 

PENATALAKSANAAN 

Resusitasi

·        Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar (lihat bagan)

·        Terapi medikamentosa :

Epinefrin :

Indikasi :

-           Denyut jantung bayi <>

-           Asistolik.

Dosis :

-           0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000   (0,01 mg-0,03 mg/kg BB) Cara : i.v atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu. 

 

Volume ekspander :

Indikasi :

-            Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak ada respon dengan resusitasi.

-            Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitasi tidak memberikan respon yang adekuat.

Jenis cairan :

-            Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat)

-            Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak.

 

Dosis :

-           Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang sampai  menunjukkan respon klinis.

 

Bikarbonat :

Indikasi :

-           Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi. Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.

-           Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia harus disertai dengan pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi.

Dosis :  1-2 mEq/kg BB  atau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1 ml/kg bb (8,4%)

Cara :

-           Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit

Tidak ada komentar:

Hasil Pencarian

 
Design by Amanda @ Blogger Buster